Senin, 21 Oktober 2013

Gambar universitas Syiah Kuala

Ini sedikit Gambar dari Universitas Syiah kuala:









DOSA FOTO PROFIL SOCIAL MEDIA (Membuka Aurat)
















permasalahan ini bukanlah permasalahan yang sederhana, karena ini menyangkut masalah dosa/maksiat. Dalam masalah dosa tidak ada masalah kecil, semuanya besar dalam pandangan agama. bahkan kalaupun kita menilai sebuah dosa kecil, maka jangan lihat dosanya, tapi lihatlah kepada siapa anda bermaksiat/berbuat dosa.

Dalam masalah memasang foto profiil/ava twitter yang membuka aurat, minimal terdapat 3 maksiat/dosa yang dilakukan, yaitu membuka aurat itu sendiri, membuat orang berdosa, dan memamerkan perbuatan dosa.

1.      Dosa membuka aurat

Sudah diketahui bersama bahwa foto facebook yang kita pasang sebagai foto profil bisa diakses/dilihat oleh siapapun, baik laki-laki maupun perempuan, mahram atau bukan mahram, kenal atau tidak kenal, setiap orang punya kesempatan melihat aurat pada foto profil tersebut. Maka ini jelas merupakan dosa besar, yaitu dosa membuka aurat. Menutup aurat didalam islam sudah sangat jelas hukumnya, yang membuka aurat jelas haram dan merupakan perbuatan dosa.

Perintah menutup aurat secara tegas terdapat didalam Al-Quran, lihat QS. Al-Ahzab: 59 dan QS. An-Nur: 31.

Ancaman untuk yang membuka aurat juga sangat tegas dan jelas, coba kita lihat Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “ada 2 golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya, yaitu (1) kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam), (2) perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat dan mencendrungkan orang lain kepada perbuatan maksiat, rambutnya seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga, bahkan mereka tidak akan mencium baunya surga. Padahal bau syurga itu tercium sejauh perjalanan sekian-sekian”.

Na’udzubillah, orang yang membuka aurat diancam tidak akan masuk surga, bahkan mencium baunya surga saja tidak.

Islam mempunyai ketentuan dalam menutup aurat, menutup aurat bukan berarti membalut tubuh yang masih memperlihat lekuk-lekuk tubuh. Menutup aurat juga bukan berarti membungkus tubuh yang masih memperlihat bayang-bayang tubuh.
2.      Dosa karena membuat/mengundang orang berbuat berdosa

Setiap lawan jenis yang melihat auratnya dengan sengaja, maka yang melihat akan berdosa. Yang memperlihatkan auratnya (memasang foto profil) akan menanggung 2 kali lipat, yaitu dosa membuka aurat dan dosa membuat/mengundang orang berdosa/bermaksiat.

Setiap lawan jenis yang melihat foto profil (yang membuka aurat), maka pemilik foto profil akan selalu menanggung dosa. Na’udzubillah, ini merupakan permasalahan dan kerugian yang sangat besar bagi seorang muslim.

3.      Dosa memamerkan dosa

Rasulullah Saw. Bersabda: “seluruh umatku akan diampuni dosa-dosanya, kecuali orang-orang yang terang-terangan (memamerkan dosanya). Diantara yang terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang yang pada waktu malam berbuat dosa, kemudian diwaktu malam ia menceritakan kepada manusia dosa yang dia lakukan semalam, padahal Allah telah menutupi aibnya. (HR. Bukhari-Muslim).

Memasang foto profil yang membuka aurat berarti memerkan kemaksiatan. Membuka aurat adalah perbuatan dosa/maksiat, dan menjadikannya sebagai foto profil berarti memerkan dosa/kemaksiatan tersebut. Cukuplah Hadist ini menjadi cambuk dan nasehat bagi kita, orang yang memerkan perbuatan dosa diancam tidak diampuni dosanya. Na’udzubillah.

Saudara dan saudariku, sudah sangat jelaslah bagi kita perkara memasang foto profil yang membuka aurat bukanlah perkara sederhana. Bahkan ada yang mengatakan dosa memasang foto facebook yang membuka aurat merupakan dosa 24 jam, sekali lagi saya katakan dosa 24 jam. Dosa akan terus mengalir kepada  kita selama ada yang melihat foto profil kita, bahkan ketika kita sedang tidak bermain facebook. Dosa terus mengalir kepada pengguna foto profil walau mungkin kita sedang tidur, sedang belajar, bahkan dosa terus mengalir ketika kita sedang beribadah. Bahkan lebih tragis KETIKA KITA SUDAH MENINGGAL KITA MASIH BERBUAT DOSA, yaitu ketika ada yang melihat foto profilnya. Ketika kita sudah meninggal, dosa foto profil kita masih terus mengalir kepada kita, menjadi DOSA JARIYAH bagi kita

Pilihan ada ditangan kita, apakah tetap mempertahankan dosa yang terus mengalir ini atau menekan tombol delete/menghapus semua foto profil yang memperlihatkan aurat. Sebelum semuanya terlambat, sebelum ajal menjemput kita dan kita belum sempat menghapus foto tersebut, dan sebelum hal tersebut menjadi dosa jariyah bagi kita.

Tulisan ini merupakan bentuk kepedulian saya terhadap saudara/i saya, banyak yang tidak sadar dengan kesalahan fatal ini. Semoga ini bermanfaat bagi saudara/i yang seiman. Sebagai bentuk kepedulian ada rasa cinta terhada saudara/i kita seiman, mohon bantuan untuk menyebarkan tulisan ini. Semoga menjadi ibadah dan amalan dakwah bagi kita yang menybarkan ini.

Tarekat Syattariyah

Tugas PAI Tarikh. Oleh: Hilmi Gumilar (9B)      

Tarekat Syattariyah adalah aliran tarekat yang pertama kali muncul di India pada abad ke 15. Tarekat ini dinisbahkan kepada tokoh yang mempopulerkan dan berjasa mengembangkannya, Abdullah asy-Syattar.
Awalnya tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoksania (Asia Tengah) dengan nama Isyqiyah. Sedangkan di wilayah Turki Usmani, tarekat ini disebut Bistamiyah. 

Kedua nama ini diturunkan dari nama Abu Yazid al-Isyqi, yang dianggap sebagai tokoh utamanya. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya Tarekat Syattariyah tidak menganggap dirinya sebagai cabang dari persatuan sufi mana pun. Tarekat ini dianggap sebagai suatu tarekat tersendiri yang memiliki karakteristik-karakteristik tersendiri dalam keyakinan dan praktik.

Hanya sedikit yang dapat diketahui mengenai Abdullah asy-Syattar. Ia adalah keturunan Syihabuddin Suhrawardi. Kemungkinan besar ia dilahirkan di salah satu tempaat di sekitar Bukhara. Di sini pula ia ditahbiskan secara resmi menjadi anggota Tarekat Isyqiyah oleh gurunya, Muhammad Arif.
 

Nisbah asy-Syattar yang berasal dari kata syatara, artinya membelah dua, dan nampaknya yang dibelah dalam hal ini adalah kalimah tauhid yang dihayati di dalam dzikir nafi itsbat, la ilaha (nafi) dan illallah (itsbah), juga nampaknya merupakan pengukuhan dari gurunya atas derajat spiritual yang dicapainya yang kemudian membuatnya berhak mendapat pelimpahan hak dan wewenang sebagai Washitah (Mursyid). Istilah Syattar sendiri, menurut Najmuddin Kubra, adalah tingkat pencapaian spiritual tertinggi setelah Akhyar dan Abrar. Ketiga istilah ini, dalam hierarki yang sama, kemudian juga dipakai di dalam Tarekat Syattariyah ini. Syattar dalam tarekat ini adalah para sufi yang telah mampu meniadakan zat, sifat, dan af'al diri (wujud jiwa raga).

Namun karena popularitas Tarekat Isyqiyah ini tidak berkembang di tanah kelahirannya, dan bahkan malah semakin memudar akibat perkembangan Tarekat Naksyabandiyah, Abdullah asy-Syattar dikirim ke India oleh gurunya tersebut. Semula ia tinggal di Jawnpur, kemudian pindah ke Mondu, sebuah kota muslim di daerah Malwa (Multan). Di India inilah, ia memperoleh popularitas dan berhasil mengembangkan tarekatnya tersebut.

Tidak diketahui apakah perubahan nama dari Tarekat Isyqiyah yang dianutnya semula ke Tarekat Syattariyah atas inisiatifnya sendiri yang ingin mendirikan tarekat baru sejak awal kedatangannya di India ataukah atas inisiatif murid-muridnya. Ia tinggal di India sampai akhir hayatnya (1428).

Sepeninggal Abdullah asy-Syattar, Tarekat Syattariyah disebarluaskan oleh murid-muridnya, terutama Muhammad A'la, sang Bengali, yang dikenal sebagai Qazan Syattari. Dan muridnya yang paling berperan dalam mengembangkan dan menjadikan Tarekat Syattariyah sebagai tarekat yang berdiri sendiri adalah Muhammad Ghaus dari Gwalior (w.1562), keturunan keempat dari sang pendiri. Muhammad Ghaus mendirikan Ghaustiyyah, cabang Syattariyah, yang mempergunakan praktik-praktik yoga. Salah seorang penerusnya Syah Wajihuddin (w.1609), wali besar yang sangat dihormati di Gujarat, adalah seorang penulis buku yang produktif dan pendiri madrasah yang berusia lama. Sampai akhir abad ke-16, tarekat ini telah memiliki pengaruh yang luas di India. Dari wilayah ini Tarekat Syatttariyah terus menyebar ke Mekkah, Madinah, dan bahkan sampai ke Indonesia.

Tradisi tarekat yang bernafas India ini dibawa ke Tanah Suci oleh seorang tokoh sufi terkemuka, Sibghatullah bin Ruhullah (1606), salah seorang murid Wajihuddin, dan mendirikan zawiyah di Madinah. Syekh ini tidak saja mengajarkan Tarekat Syattariah, tetapi juga sejumlah tarekat lainnya, sebutlah misalnya Tarekat Naqsyabandiyah. Kemudian Tarekat ini disebarluaskan dan dipopulerkan ke dunia berbahasa Arab lainnya oleh murid utamanya, Ahmad Syimnawi (w.1619). Begitu juga oleh salah seorang khalifahnya, yang kemudian tampil memegang pucuk pimpinan tarekat tersebut, seorang guru asal Palestina, Ahmad al-Qusyasyi (w.1661).
 

Setelah Ahmad al-Qusyasyi meninggal, Ibrahim al Kurani (w. 1689), asal Turki, tampil menggantikannya sebagai pimpinan tertinggi dan penganjur Tarekat Syattariyah yang cukup terkenal di wilayah Madinah.

Dua orang yang disebut terakhir di atas, Ahmad al-Qusyasyi dan Ibrahim al-Kurani, adalah guru dari Abdul Rauf Singkel yang kemudian berhasil mengembangkan Tarekat Syattariyah di Indonesia. Namun sebelum Abdul Rauf. Telah ada seorang tokoh sufi yang dinyatakan bertanggung jawab terhadap ajaran Syattariyah yang berkembang di Nusantara lewat bukunya Tuhfat al-Mursalat ila ar Ruh an-Nabi, sebuah karya yang relatif pendek tentang wahdat al-wujud. Ia adalah Muhammad bin Fadlullah al-Bunhanpuri (w. 1620), juga salah seorang murid Wajihuddin. Bukunya, Tuhfat al-Mursalat, yang menguraikan metafisika martabat tujuh ini lebih populer di Nusantara ketimbang karya Ibnu Arabi sendiri. Martin van Bruinessen menduga bahwa kemungkinan karena berbagai gagasan menarik dari kitab ini yang menyatu dengan Tarekat Syattariyah, sehingga kemudian murid-murid asal Indonesia yang berguru kepada al-Qusyasyi dan Al-Kurani lebih menyukai tarekat ini ketimbang tarekat-tarekat lainnya yang diajarkan oleh kedua guru tersebut. Buku ini kemudian dikutip juga oleh Syamsuddin Sumatrani (w. 1630) dalam ulasannya tentang martabat tujuh, meskipun tidak ada petunjuk atau sumber yang menjelaskan mengenai apakah Syamsuddin menganut tarekat ini. Namun yang jelas, tidak lama setelah kematiannya, Tarekat Syattariyah sangat populer di kalangan orang-orang Indonesia yang kembali dari Tanah Arab.

Abdul Rauf sendiri yang kemudian turut mewarnai sejarah mistik Islam di Indonesia pada abad ke-17 ini, menggunakan kesempatan untuk menuntut ilmu, terutama tasawuf ketika melaksanakan haji pada tahun 1643. Ia menetap di Arab Saudi selama 19 tahun dan berguru kepada berbagai tokoh agama dan ahli tarekat ternama. Sesudah Ahmad Qusyasyi meninggal, ia kembali ke Aceh dan mengembangkan tarekatnya. Kemasyhurannya dengan cepat merambah ke luar wilayah Aceh, melalui murid-muridnya yang menyebarkan tarekat yang dibawanya. Antara lain, misalnya, di Sumatera Barat dikembangkan oleh muridnya Syekh Burhanuddin dari Pesantren Ulakan; di Jawa Barat, daerah Kuningan sampai Tasikmalaya, oleh Abdul Muhyi. Dari Jawa Barat, tarekat ini kemudian menyebar ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Sulewasi Selatan disebarkan oleh salah seorang tokoh Tarekat Syattariyah yang cukup terkenal dan juga murid langsung dari Ibrahim al-Kurani, Yusuf Tajul Khalwati (1629-1699).

Martin menyebutkan bahwa sejumlah cabang tarekat ini kita temukan di Jawa dan Sumatera, yang satu dengan lainnya tidak saling berhubungan. Tarekat ini, lanjut Martin, relatif dapat dengan gampang berpadu dengan berbagai tradisi setempat; ia menjadi tarekat yang paling "mempribumi" di antara berbagai tarekat yang ada. Pada sisi lain, melalui Syattariyah-lah berbagai gagasan metafisis sufi dan berbagai klasifikasi simbolik yang didasarkan atas ajaran martabat tujuh menjadi bagian dari kepercayaan populer orang Jawa
Ajaran dan Dzikir Tarekat Syattariyah
Perkembangan mistik tarekat ini ditujukan untuk mengembangkan suatu pandangan yang membangkitkan kesadaran akan Allah SWT di dalam hati, tetapi tidak harus melalui tahap fana'. Penganut Tarekat Syattariyah percaya bahwa jalan menuju Allah itu sebanyak gerak napas makhluk. Akan tetapi, jalan yang paling utama menurut tarekat ini adalah jalan yang ditempuh oleh kaum Akhyar, Abrar, dan Syattar. Seorang salik sebelum sampai pada tingkatan Syattar, terlebih dahulu harus mencapai kesempurnaan pada tingkat Akhyar (orang-orang terpilih) dan Abrar (orang-orang terbaik) serta menguasai rahasia-rahasia dzikir. Untuk itu ada sepuluh aturan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tarekat ini, yaitu taubat, zuhud, tawakkal, qana'ah, uzlah, muraqabah, sabar, ridla, dzikir, dan musyahadah.

Sebagaimana halnya tarekat-tarekat lain, Tarekat Syattariyah menonjolkan aspek dzikir di dalam ajarannya. Tiga kelompok yang disebut di atas, masing-masing memiliki metode berdzikir dan bermeditasi untuk mencapai intuisi ketuhanan, penghayatan, dan kedekatan kepada Allah SWT. Kaum Akhyar melakukannya dengan menjalani shalat dan puasa, membaca al-Qur'an, melaksanakan haji, dan berjihad. Kaum Abrar menyibukkan diri dengan latihan-latihan kehidupan asketisme atau zuhud yang keras, latihan ketahanan menderita, menghindari kejahatan, dan berusaha selalu mensucikan hati. Sedang kaum Syattar memperolehnya dengan bimbingan langsung dari arwah para wali. Menurut para tokohnya, dzikir kaum Syattar inilah jalan yang tercepat untuk sampai kepada Allah SWT.



Di dalam tarekat ini, dikenal tujuh macam dzikir muqaddimah, sebagai pelataran atau tangga untuk masuk ke dalam Tarekat Syattariyah, yang disesuaikan dengan tujuh macam nafsu pada manusia. Ketujuh macam dzikir ini diajarkan agar cita-cita manusia untuk kembali dan sampai ke Allah dapat selamat dengan mengendarai tujuh nafsu itu. Ketujuh macam dzikir itu sebagai berikut:
1.       Dzikir thawaf, yaitu dzikir dengan memutar kepala, mulai dari bahu kiri menuju bahu kanan, dengan mengucapkan laa ilaha sambil menahan nafas. Setelah sampai di bahu kanan, nafas ditarik lalu mengucapkan illallah yang dipukulkan ke dalam hati sanubari yang letaknya kira-kira dua jari di bawah susu kiri, tempat bersarangnya nafsu lawwamah.
2.       Dzikir nafi itsbat, yaitu dzikir dengan laa ilaha illallah, dengan lebih mengeraskan suara nafi-nya, laa ilaha, ketimbang itsbat-nya, illallah, yang diucapkan seperti memasukkan suara ke dalam yang Empu-Nya Asma Allah. 
3.       Dzikir itsbat faqat, yaitu berdzikir dengan Illallah, Illallah, Illallah, yang dihujamkan ke dalam hati sanubari. 
4.       Dzikir Ismu Dzat, dzikir dengan Allah, Allah, Allah, yang dihujamkan ke tengah-tengah dada, tempat bersemayamnya ruh yang menandai adanya hidup dan kehidupan manusia. 
5.       Dzikir Taraqqi, yaitu dzikir Allah-Hu, Allah-Hu. Dzikir Allah diambil dari dalam dada dan Hu dimasukkan ke dalam bait al-makmur (otak, markas pikiran). Dzikir ini dimaksudkan agar pikiran selalu tersinari oleh Cahaya Ilahi. 
6.       Dzikir Tanazul, yaitu dzikir Hu-Allah, Hu-Allah. Dzikir Hu diambil dari bait al-makmur, dan Allah dimasukkan ke dalam dada. Dzikir ini dimaksudkan agar seorang salik senantiasa memiliki kesadaran yang tinggi sebagai insan Cahaya Ilahi. 
7.       Dzikir Isim Ghaib, yaitu dzikir Hu, Hu, Hu dengan mata dipejamkan dan mulut dikatupkan kemudian diarahkan tepat ke tengah-tengah dada menuju ke arah kedalaman rasa.
Ketujuh macam dzikir di atas didasarkan kepada firman Allah SWT di dalam Surat al-Mukminun ayat 17: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu semua tujuh buah jalan, dan Kami sama sekali tidak akan lengah terhadap ciptaan Kami (terhadap adanya tujuh buah jalan tersebut)". Adapun ketujuh macam nafsu yang harus ditunggangi tersebut, sebagai berikut:
1.       Nafsu Ammarah, letaknya di dada sebelah kiri. Nafsu ini memiliki sifat-sifat berikut: 
Senang berlebihan, hura-hura, serakah, dengki, dendam, bodoh, sombong, pemarah, dan gelap, tidak mengetahui Tuhannya.
 
2.       Nafsu Lawwamah, letaknya dua jari di bawah susu kiri. Sifat-sifat nafsu ini: enggan, acuh, pamer, 'ujub, ghibah, dusta, pura-pura tidak tahu kewajiban. 
3.       Nafsu Mulhimah, letaknya dua jari dari tengah dada ke arah susu kanan. Sifat-sifatnya: dermawan, sederhana, qana'ah, belas kasih, lemah lembut, tawadlu, tobat, sabar, dan tahan menghadapi segala kesulitan. 
4.       Nafsu Muthmainnah, letaknya dua jari dari tengah-tengah dada ke arah susu kiri. Sifat-sifatnya: senang bersedekah, tawakkal, senang ibadah, syukur, ridla, dan takut kepada Allah SWT. 
5.       Nafsu Radhiyah, letaknya di seluruh jasad. Sifat-sifatnya: zuhud, wara', riyadlah, dan menepati janji. 
6.       Nafsu Mardliyah, letaknya dua jari ke tengah dada. Sifat-sifatnya: berakhlak mulia, bersih dari segala dosa, rela menghilangkan kegelapan makhluk. 
7.       Nafsu Kamilah, letaknya di kedalaman dada yang paling dalam. Sifat-sifatnya: Ilmul yaqin, ainul yaqin, dan haqqul yaqin.



Khusus dzikir dengan nama-nama Allah (al-asma' al-husna), tarekat ini membagi dzikir jenis ini ke dalam tiga kelompok. Yakni, a) menyebut nama-nama Allah SWT yang berhubungan dengan keagungan-Nya, seperti al-Qahhar, al-Jabbar, al-Mutakabbir, dan lain-lain; b) menyebut nama Allah SWT yang berhubungan dengan keindahan-Nya seperti, al-Malik, al-Quddus, al-'Alim, dan lain-lain; dan c) menyebut nama-nama Allah SWT yang merupakan gabungan dari kedua sifat tersebut, seperti al-Mu'min, al-Muhaimin, dan lain-lain. Ketiga jenis dzikir tersebut harus dilakukan secara berurutan, sesuai urutan yang disebutkan di atas. Dzikir ini dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang, sampai hati menjadi bersih dan semakin teguh dalam berdzikir. Jika hati telah mencapai tahap seperti itu, ia akan dapat merasakan realitas segala sesuatu, baik yang bersifat jasmani maupun ruhani.

Satu hal yang harus diingat, sebagaimana juga di dalam tarekat-tarekat lainnya, adalah bahwa dzikir hanya dapat dikuasai melalui bimbingan seorang pembimbing spiritual, guru atau syekh. Pembimbing spiritual ini adalah seseorang yang telah mencapai pandangan yang membangkitkan semua realitas, tidak bersikap sombong, dan tidak membukakan rahasia-rahasia pandangan batinnya kepada orang-orang yang tidak dapat dipercaya. Di dalam tarekat ini, guru atau yang biasa diistilahkan dengan wasithah dianggap berhak dan sah apabila terangkum dalam mata rantai silsilah tarekat ini yang tidak putus dari Nabi Muhammad SAW lewat Ali bin Abi Thalib ra, hingga kini dan seterusnya sampai kiamat nanti; kuat memimpin mujahadah Puji Wali Kutub; dan memiliki empat martabat yakni mursyidun (memberi petunjuk), murbiyyun (mendidik), nashihun (memberi nasehat), dan kamilun (sempurna dan menyempurnakan). Secara terperinci, persyaratan-persyaratan penting untuk dapat menjalani dzikir di dalam Tarekat Syattariyah adalah sebagai berikut: makanan yang dimakan haruslah berasal dari jalan yang halal; selalu berkata benar; rendah hati; sedikit makan dan sedikit bicara; setia terhadap guru atau syekhnya; kosentrasi hanya kepada Allah SWT; selalu berpuasa; memisahkan diri dari kehidupan ramai; berdiam diri di suatu ruangan yang gelap tetapi bersih; menundukkan ego dengan penuh kerelaan kepada disiplin dan penyiksaan diri; makan dan minum dari pemberian pelayan; menjaga mata, telinga, dan hidung dari melihat, mendengar, dan mencium segala sesuatu yang haram; membersihkan hati dari rasa dendam, cemburu, dan bangga diri; mematuhi aturan-aturan yang terlarang bagi orang yang sedang melakukan ibadah haji, seperti berhias dan memakai pakaian berjahit.

Sanad atau Silsilah Tarekat Syattariyah
Sebagaimana tarekat pada umumnya, tarekat ini memiliki sanad atau silsilah para wasithahnya yang bersambungan sampai kepada Rasulullah SAW. Para pengikut tarekat ini meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW, atas petunjuk Allah SWT, menunjuk Ali bin Abi Thalib untuk mewakilinya dalam melanjutkan fungsinya sebagai Ahl adz-dzikr, tugas dan fungsi kerasulannya. Kemudian Ali menyerahkan risalahnya sebagai Ahl adz-dzikir kepada putranya, Hasan bin Ali, dan demikian seterusnya sampai sekarang. Pelimpahan hak dan wewenang ini tidak selalu didasarkan atas garis keturunan, tetapi lebih didasarkan pada keyakinan atas dasar kehendak Allah SWT yang isyaratnya biasanya diterima oleh sang wasithah jauh sebelum melakukan pelimpahan, sebagaimana yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW sebelum melimpahkan kepada Ali bin Abi Thalib.

Berikut contoh sanad Tarekat Syattariyah yang dibawa oleh para mursyid atau wasithahnya di Indonesia: 

Nabi Muhammad SAW kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib, kepada Sayyidina Hasan bin Ali asy-Syahid, kepada Imam Zainal Abidin, kepada Imam Muhammad Baqir, kepada Imam Ja'far Syidiq, kepada Abu Yazid al-Busthami, kepada Syekh Muhammad Maghrib, kepada Syekh Arabi al-Asyiqi, kepada Qutb Maulana Rumi ath-Thusi, kepada Qutb Abu Hasan al-Hirqani, kepada Syekh Hud Qaliyyu Marawan Nahar, kepada Syekh Muhammad Asyiq, kepada Syekh Muhammad Arif, kepada Syekh Abdullah asy-Syattar, kepada Syekh Hidayatullah Saramat, kepada Syekh al-Haj al-Hudhuri, kepada Syekh Muhammad Ghauts, kepada Syekh Wajihudin, kepada Syekh Sibghatullah bin Ruhullah, kepada Syekh Ibnu Mawahib Abdullah Ahmad bin Ali, kepada Syekh Muhammad Ibnu Muhammad, Syekh Abdul Rauf Singkel, kepada Syekh Abdul Muhyi (Safarwadi, Tasikmalaya), kepada Kiai Mas Bagus (Kiai Abdullah) di Safarwadi, kepada Kiai Mas Bagus Nida' (Kiai Mas Bagus Muhyiddin) di Safarwadi, kepada Kiai Muhammad Sulaiman (Bagelan, Jateng), kepada Kiai Mas Bagus Nur Iman (Bagelan), kepada Kiai Mas Bagus Hasan Kun Nawi (Bagelan) kepada Kiai Mas Bagus Ahmadi (Kalangbret, Tulungagung), kepada Raden Margono (Kincang, Maospati), kepada Kiai Ageng Aliman (Pacitan), kepada Kiai Ageng Ahmadiya (Pacitan), kepada Kiai Haji Abdurrahman (Tegalreja, Magetan), kepada Raden Ngabehi Wigyowinoto Palang Kayo Caruban, kepada Nyai Ageng Hardjo Besari, kepada Kiai Hasan Ulama (Takeran, Magetan), kepada Kiai Imam Mursyid Muttaqin (Takeran), kepada Kiai Muhammad Kusnun Malibari (Tanjunganom, Nganjuk) dan kepada KH Muhammad Munawar Affandi (Nganjuk).

Senin, 14 Oktober 2013

Beberapa sisi positif pacaran jika kita mampu mengendalikan




Sebenernya apa sih gunanya pacar?
1. temen curhat?
2. temen ngobrol?
3. buat status doang?
4. biar gak ketinggalan janan?
5. ikut-ikut temen?
6. buat dimanfaatin?
atau masih ada yang lain lagi?

Punya pacar tu sebenernya cuma:
1. Ngabisin pulsa
2. bikin sakit hati
3. bisa ngarah ke jalan yg gak bener

Tapi kalo kita bisa mengendalikan itu semua, pacar bisa sangat berguna untuk kita sendiri. kita juga 
harus mengingat bahwa pacar bukan hubungan secara sah. Hubungan yang sudah sah harus dilandasi dengan pernikahan, pacar hanyalah untuk awal dari pernikahan. Sebelum masuk ke jenjang pernikahan seharusnya kita sudah mencari pasangan yang cocok untuk kita. Lewat pacar itulah kita bisa menilai seseorang. Tapi apa gunanya kita punya pacar cuma seneng putus? Jangan kita permainkan suatu hubungan, karena sebenarnya Tuhan sudah mengatur pasangan kita, kata kerennya Jodoh di tangan Tuhan.

Sebenarnya jika kita mampu mengendalikan, pacaran itu sangat banyak sisi positifnya, tapi jika kita merasa tak mampu mengendalikan hati dan nafsu kita, sebaik nya jangan dulu deh, beberapa sisi positif-nya diantara lain.. :

1. Introkspesi diri. Misalnya kita punya pacar yang tidak suka salah satu dari sikap kita, kita bisa mengintrokspesi diri kita atau sikap kita melalui pacar kita.
2. Tempat untuk menanyakan pendapat. Jika kita dapat suatu problem dalam kehidupan, pacar bisa sangat membantu kita dalam menyelesaikan problem tersebut.
3. Bekerjasama. Jika kita bisa saling bekerjasama, apapun dapat terwujud dengan bekerjasam.
4. Teman diskusi. Misalnya kita punya tugas sekolah atau apapun, kita bisa saling menanyakan dengan pacar kita.
5. Teman Curhat. Semua masalah kita bisa dicurahkan ke pacar kita siapa tahu kita terbantu.
6. Teman Bermain. Jika kita sedang keadaan suntuk kita ingin main, bingung cari teman, bisa mengajak pacar.
7. memberi keceriaan.
8. Teman bertukar pengalaman.
9. Teman gosip. (gak direkomendasikan)
10. menemanimu saat kesepian.

Sebanernya banyak lagi fungsi pacar yang positif. Pacar itu sebenernya sangat menguntungkan asal, bisa mengendalikan nafsu dan memanfaatkan dengan hal-hal yang positif.

boleh saja berhubungan, tapi harus bisa memilah pacar yang baik dan yang cocok buat kita. jangan takut patah hati juga, karena jika kita memperlakukanya dengan baik pasti pasangan kita juga akan memperlakuakan kita dengan baik pula. mari kita isi masa muda kita dengan hal-hal yang positif dan akhirnya dapat berguna buat masa depan kita.



Tujuan pacaran positif:

1. Meningkatkan prestasi di sekolah / di kuliahmu.

Bisakah? Sangat bisa! Dari sekian banyak mata kuliah yang harus saya tempuh, hanya satu mata kuliah yang nilainya C. padahal saya kuliah sambil bekerja. Bukan saya pintar, tetapi karena saya berusaha mati-matian agar nilai saya tidak kalah dengan pacar saya. Jadi, waktu ketemu ada yang bisa saya banggakan. Wahh, rasanya bangga sekali bisa menunjukkan nilai A pada orang yang kita cintai, sementara orang yang kita cintai mengatakan, “Aku bangga punya pacar kamu.”

2. Belajar lebih mengenal karakter lain jenis.

Pacaran sebenarnya bisa menjadi sarana yang paling efektif untuk belajar mengenal karakter cewek/cowok. Dalam pacaran kamu memiliki kesempatan untuk berkomunikasi lebih terbuka, jujur, intensif dan mendalam.

3. Membangun diri untuk relasi yang lebih berkualitas.

Berkualitas tidaknya relasi yang kita bangun sangat tergantung pada diri kita. Kalau kita tidak bisa bersikap jujur, terbuka, memahami, melayani, mengerti, dll. Tidak mungkin kita bisa membangun relasi yang memuaskan. Pacaran bisa menjadi sarana untuk kita melatih diri memiliki karakter-karakter itu.


Itulah ulasan saya tentang masalah remaja saat ini, saya menyimpulkan dari beberapa website, semoga bermanfaat

source: http://unik2day.blogspot.com + edit

Follow on twitter : @Hilmigumilar

Kultum kelas 8 : Pemuda yang Ragu tentang adanya tuhan

Puji serta sykur marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayahNyalah kita dapat berkumpul di Mushola SMP Istiqmah ini. Guru-guru yang saya hormati dan teman teman yang saya banggakan, izin kanlah saya berkultum tentang Kisah seorang pemuda dan ustad.

Suatu Hari, ada seorang pemuda yang dulunya sangat pandai dan mahir dalam agama, tetapi ia pindah ke suatu negeri dan menetap di negeri tersebut . Tetapi, ketika berada di negeri sana, ia mulai berubah dan tidak lagi sealim dulu, malah ia mulai bertanya dalam dirinya. Ada 3 pertanyaan yang ia bingungkan: Pertama, Apakah Allah itu ada, Mengapa tidak terlihat? . Kedua, apa itu takdir. Ketiga, apakah setan yg terbuat dari api akan merasa kesakitan bila ia dimasukkan dalam api?

Kemudian ia pulang ke negri asalnya untuk mencari jawaban itu. Kemudian ia dating dan bertanya kepada Seorang Ustadz, Setelah mendengar pertanyaan pemuda tersebut, Plakk! Pa Ustadz itu menampar pipi pemuda tersebut
Kemudian anak itu malah bertanya.”mengapa bapak menampar saya?, apa maksudnya?”tanya Pemuda itu. Ustadz itu menjawab, tamparan itulah jawabannya. Lalu apa maksud dari tamparan itu?
Ustadz itu menjawab, tadi saya menampar anda apakah sakit? Ya, sakit. Jawab pemuda. Apa sakit bisa terlihat? Tanya Ustadz tersebut. “Tidak” . Jawab Pemuda.”Apakah sakit itu ada?” Tanya ustad lagi. “Ya” jawab pemuda kembali. Seperti itulah Allah. Lagipula jika Allah benar-benar bisa terlihat dengan kita, pastinya kita tak akan kuat menahan-Nya, karena sungguh besar, sungguh Allah Maha Besar.

Kedua, pemuda tadi bertanya kepada anak itu, “kenapa anda menanyakan saya mengapa menampar anda? Dan apakah anda mengethui tadi akan ditampar saya?”Pemuda itu menjawab, “saya tidak tahu.” Yah itu jawaban kamu, itu adalah takdir. Kamu tidak tahu kenapa saya menampar itulah takdir.”jawab pemuda itu.

Lalu Untuk pertanyaan yang ketiga, Ustadz itu kembali bertanya, Tangan saya terbuat dari apa? “tanah”, jawab pemuda. Kulit wajah kamu terbuat dari apa? “Tanah” jawab pemuda lagi. Ya walaupun sama sama terbuat dari tanah, engkau tetap merasa sakit. Begitulah setan saat dimasukan pada api neraka . Pemuda itu pun mengerti dan kembali pulang ke Negara tempat ia menetap.

Semoga, dengan sedikit cerita yang agak membingungkan ini setidaknya bisa memberikan inspirasi kita saja untuk tetap bertakwa dan beriman kepada Allah SWT. Kuncinya hanya 1
, bagaimana manusia bisa beriman dan bertakwa kepada-Nya tanpa ada keraguan terhadap diri-Nya. Sekian kultum dari saya, mohon maaf bila ada kesalahan.

Wabillahitaufiq walhidayah, Wassalmualaikum w.r.w.b

Minggu, 13 Oktober 2013

Benarkah Barcelona Teman Dekat Zionis Israel? (Written By Madridone Indonesia on Senin, 03 September 2012 | 9/03/2012)

YERUSALEM —Tidak banyak yang tahu jika raksasa La Liga Spanyol, Barcelona memiliki kedekatan dengan Zionis.  Memang tudingan tersebut perlu dibuktikan lebih lanjut. Namun jika melihat video Youtube berjudul Real Madrid vs Barcelona paling tidak bisa diketahui perbedaan kedua klub tersukses di Spanyol itu.

Dukungan fans terhadap Barcelona dan ada lambang negara zionis
Dalam video tersebut mengungkapkan fakta bahwa Barcelona memiliki kedekatan dengan Israel. Petinggi, pelatih maupun pemain Blaugrana tampak menikmati kunjungannya ke negeri Zionis.

Benarkah Barcelona Teman Dekat Zionis Israel?
Sebagai bukti, mantan presiden Barcelona Joan Laporta tengah berfoto bersama rabi Yahudi. Tampak di belakangnya Tembok Ratapan yang menjadi tempat suci kaum Yahudi berdoa.

Benarkah Barcelona Teman Dekat Zionis Israel?
 Benarkah Barcelona Teman Dekat Zionis Israel?
 Terlihat kedatangan Josep Guardiola, sepertinya di bandara dan langsung masuk mobil bersama ofisial Barcelona. 

Benarkah Barcelona Teman Dekat Zionis Israel?
Yang mencengangkan, Gerard Pique tampak berdoa secara khusyuk sembari menyandarkan kepalanya di dinding Tembok Ratapan. Pique mengenakan penutup kepala, aksesoris khas Yahudi.

Benarkah Barcelona Teman Dekat Zionis Israel?
Ia datang ke tempat tersebut ditemani pacarnya, Shakira. 

Benarkah Barcelona Teman Dekat Zionis Israel?
Usai berdoa, tentara Israel yang bertugas menjaga daerah itu antre berfoto dengannya. 

Benarkah Barcelona Teman Dekat Zionis Israel?
Tayangnya video yang bertutur tentang Barcelona diakhiri Presiden Israel Simon Peres memamerkan jersey juara bertahan Copa del Rey itu bertuliskan namanya. 

Video berdurasi 3 menit 7 detik itu berlanjut dengan sorotan fans Barcelona yang memasang bendera Israel di Nou Camp.

Benarkah Barcelona Teman Dekat Zionis Israel?
Semua yang dilakukan Barcelona bertolak belakang dengan Real Madrid. Dimulai dengan pendukung Los Blancos yang mengibarkan bendera Palestina di Santiago Bernabeu. 

Laman Qodsna pada akhir tahun lalu mengabarkan, lembaga amal Real Madrid melelang sepatu emas milik Ronaldo itu hingga 1,4 juta euro alias Rp. 16,77 miliar. Uang hasil lelang itu disumbangkan untuk membangun beberapa sekolah yang hancur di sepanjang di Jalur Gaza. Dukungan Pemain Terbaik Dunia pada 2008 tersebut tidak berhenti sampai di situ.

Yayasan Real Madrid melelang sepatu Emas CR7 utk anak-anak Palestina

Sebelumnya, ketika masih memperkuat tim Iblis Merah, dalam sebuah acara Ronaldo mengenakan kafiyeh alias syal Palestina. Tindakannya itu mendapat kecaman hebat dari lobi-lobi Zionis dan media barat. Beberapa media barat yang berafiliasi dengan Yahudi seakan memusuhinya dan mencitrakan segala keburukannya.

Namun, ada juga sebagian media Inggris menyebut aksi Ronaldo itu sebagai bentuk kemanusiaan. Ia menunjukkan kepedulian dan solidaritasnya terhadap krisis Palestina dan warga Jalur Gaza. Ronaldo dikabarkan pernah langsung berkunjung ke tanah pendudukan Palestina pada 2007 dan 2005.

Di sana, CR7 disambut suka cita oleh warga Palestina dan mendapat pengawalan ketat. Namun, lagi-lagi Ronaldo dikecam media yang pemiliknya mendukung kebijakan pemerintah Zionis. 

Semua untuk Palestina
Kunjungan Cristiano Ronaldo ke tanah Palestina untuk membantu korban anak-anak yang tertindas lantaran kekejian militer Zionis.

Dukungan kapten timnas Portugal itu kepada Palestina tidak berhenti sampai di situ. Ronaldo bahkan menghadiri acara perjuangan Palestina untuk memerdekakan diri dari pendudukan Israel. Dia dengan bangga mengenakan syal Palestina. Bentuk dukungan konkret lainnya ia mengangkat tulisan di atas kertas berlambang bendera Palestina. “Todos con Palestina (Semua untuk Palestina),” Ronaldo mengangkat tulisan itu.

Raul bersama anak-anak Palestina
Raul bersama anak-anak Palestina
Hal yang sama dilakukan eks bomber Madrid, Raul Gonzales yang mengalungkan syal berlambang bendera Palestina. 

Ronaldo Luis Nazario berkunjung ke Palestina
Ronaldo Luis Nazario berkunjung ke Palestina
Ronaldo Luis Nazario juga melakukan langkah serupa yang tampak bahagia ketika mengunjungi Palestina.

Mourinho dan kedekatannya dengan anak-anak Palestina

Kini jelaslah sudah, ini menjadi salah satu poin yang membuat fans Real Madrid akan selalu menjadi Madridistas Sejati dan juga sekaligus membuat sebagian fans Madrid serta fans klub lain menjadi Anti Barca.

Inilah videonya:

http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=IEMq2f2JGRo